Halaman

Kamis, 22 November 2012

Jlamprang Sentra Perajin Tralis

Jlamprang adalah sebuah Kelurahan yang terdiri dari dua kampung yaitu Kampung Jlamprang dan Kampung Wonobungkah, terletak kurang lebih 2 kilometer arah utara Alun-alun Wonosobo, sejalan dengan kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng. Ekonomi penduduk kampung Wonobungkah terdiri dari beberapa sumber diantaranya: Petani, pedagang, PNS dan perajin teralis. Sedangkan perekonimian penduduk kampung Jlamprang  dominan ditopang oleh usaha produksi tralis. Sampai dengan akhir tahun 80-an, sebagian besar penduduk menggantungkan kehidupan sebagai petani baik petani pemilik lahan maupun petani penggarap. Namun awal tahun 90-an babak baru geliat ekonomi masyarakat kampung Jlamprang  dimulai. Berawal dari pulangnya salah satu penduduk yang merantau dari daerah Bengkulu. Bapak Muhsinun Hudaya dan orang Kampung memanggilnya Mbah Inong, mungkin karena beliaulah Mbahnya Tralis Jlamprang. Dan sekembalinya beliau ini benar-benar membawa berkah bagi sebagian besar warga kampung Jlamprang. Dengan bekal keahlian di bidang pembuatan beraneka hasil kerajinan las tralis. Beliau tidak pelit menularkan ilmu yang dimilikinya sehingga hanya dalam hitungan dua sampai tiga tahun telah banyak warga Kampung Jlamprang yang ahli dalam bidang Las  dari usia setara SMA sampai orang tua. Awal menggembirakan inilah yang menjadi titik balik meningkatnya perekonomian Kampung Jlamprang serta hilangnya angka penganngguran. Hampir semua tenaga produktif terserap dalam pekerjaan tralis ini. Bahkan bisa dijumpai siswa setelah pulang sekolah ikut membantu orang tua ataupun tetangganya mengerjakan pembuatan tralis, dan tak sedikit dijumpai seorang ibu tengah mengecat membantu suaminya menyelesaikan pekerjaan finishing yaitu pengecatan hasil kerajinan tralis.

Potensi SDM masyarakat Kampung Jlamprang patutlah diberi acungan jempol. Bagaimana tidak, beraneka hasil kerajinan las tralis dengan spesifikasi berbeda mereka mampu mengerjakannya dengan baik. Sebutlah “ Tralis Jendela Klasik “ yang pengerjaannya hanya dicetak tanpa mengunakan pengelasan, diawal 90-an sampai akhir 2000-an tralis model ini menjadi primadona hasil produksinya. Kini sejalan dengan perkembangan jaman konsumen tidak lagi melirik Tralis Jendela model Klasik tetapi lebih memilih model moden/variatif  ataupun  minimalis. Tanpa harus belajar lama semua perajin dapat membuat  model tersebut dengan baik sesuai dengan permintaan konsumen. Etos kerja mereka tak perlu diragukan lagi. Jika mendapat pesanan yang harus segera jadi, merekapun siap untuk kerja lembur sampai larut malam. Namun bukan berarti pekerjaan sampai larut malam akan menggangu tetangga saat harus istirahat, mereka punya toleransi tinggi sehingga untuk lembur malam hari mereka cukup mengerjakan yang tidak menimbulkan suara berisik.

Tralis Untuk Keindahan, Keamanan, dan Kenyamanan

Tralis untuk keindahan, keamanan dan kenyamanan. Nampaknya slogan tersebut telah melekat pada diri seluruh perajin tralis yang ada di Kampung Jlamprang sehingga dalam pengerjaannya dibuat sedemikian rupa agar membuahkan hasil yang dapat  memenuhi ketiga unsur tersebut yaitu menambah keindahan situs yang dipasang, meningkatkan  keamanan serta kenyamanan dengan dipasangnya hasil produk kerajinan.

Beraneka ragam  jenis hasil kerajinan las dengan spesifikasi yang berbeda seperti jendela (klasik, modern, minimalis), pagar halaman (modern, minimalis), pintu halaman (modern, minimalis), pagar tangga, tangga spiral, kanopi, pintu lipat untuk garasi/toko, tempat pot bunga, papan nama, meja–kursi, tempat tidur, sarana bermain anak TK, dan lain-lain.

Kubah Masjid Panel Galvalum

Seolah tidak mau berhenti berinovasi, kini produk baru telah berhasil dikerjakan oleh perajin tralis. Umumnya Kubah Masjid yang ada di Kabupaten Wonosobo adalah menggunakan alumunium/plateser/cor beton. Namun Masjid Baitul Makmur yang saat ini masih dalam taraf pembangunann mencapai 50% ini, kubahnya telah terpasang begitu indahn dan sampai saat ini disinyalir merupakan satu-satunya masjid di Kabupaten Wonosobo yang kubahnya berbahan panel galvalum. Galvalum adalah sebuah metal anti karat yang penyediaannya berbentuk lempeng lembaran seukuran triplek yang ketebalannya bervariasi dengan ukuran  0,5 mm, 1 mm, dan seterusnya. Panel yang dibutuhkan untuk pembuatan kubah adalah berbentuk trapesium dengan 40 x 40 cm dan keatasnya semakin mengecil. Pengerjaan kerangka kubah berbahan besi hollow galvanis, pembuatan detail panel, pemasangan panel kubah sampai dengan  pengecatan dan laminasi dikerjakan oleh perajin tralis. Kini perajin trails kampung Jlamprang telah siap jika ada konsumen memesan kubah berbahan panel galvalum.

Kemajuan Usaha Tralis Membawa Berkah Pelaku Usaha Lain di Jlamprang

Geliat ekonomi masyarakat Kampung Jlamprang yang ditopang dengan usaha tralis ternyata berimbas pula pada pelaku usaha lain diantaranya warung–warung yang tumbuh subur dikawasan tersebut. Beberapa warung yang secara umum berjenis warung kelontong tetapi memiliki spesifikasi tersendiri semisal warung sayuran dan warung kelontong murni. Terdapat pula dua buah  warung kuliner Tempe Kemul, Geblek, Pisang Goreng yang cukup terkenal yang menjadi jujugan  beberapa warga wilayah kota Wonosobo yang ingin mendapatkan gorengan enak namun murah. Bayangkan, seribu dapat tiga, padahal tempe kemulnya berbahan tempe asli Kampung Jlamprang yang telah lama kondang, dan Pisang Gorengnya berbahan Pisang Raja Nangka atau pisang Kepok. Murah dan enak. Ada lagi Bakso dan “Mie Ayam Pak Kasidi” dengan slogan “ Harga Desa Rasa Kota “. Terdapat pula sebuah outlet khusus batik bernama “Ijo Batik” dengan menerapkan penjualan Bandling Sosial yaitu Beli Satu Produk Batik=Menanam Satu Pohon“. Datanglah ke Jlamprang! Kata Bapak Suratno, salah satu penggiat sosial yang juga seorang ketua RT, beliau menginginkan banyak pengunjung yang datang ke wilayah Kampung Jlamprang.

Jlamprang Berharap Menjadi Wilayah yang Penuh Barokah

Sungguh nampak terlalu tinggi harapan tersebut. Namun menyadur dari sebuah ungkapan “Gantangkan Cita-citamu Setinggi Langit“. Nampaknya sah-sah saja jika elemen yang ada di Kampung Jlamprang bersama-sama memiliki harapan yang mulia tersebut dan menyatukan energi untuk mewujudkan harapan tersebut.

Hal – hal apa saja yang telah ada atau telah dilakukan oleh warga Jlamprang sehingga elemen Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Perangkat, Tokoh Pemuda dan lainnya yang ada di Kampung Jlamprang memiliki harapan menjadi wilayah yang penuh barokah?
Banyak hal yang telah tersedia atau telah dilakukan dan sedang dilakukan oleh warga Kampung Jlamprang Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo, untuk mewujudkan wilayah yang penuh barokah. Tulisan mengenai potensi Jlamprang menjadi wilayah yang barokah akan kami sajikan pada kesempatan berikutnya.


Sumber: Mohamad Khoirul Hasan (Ketua KIM Jlamprang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar